Guru dan karyawan dalam Yayasan Sekolah Persit Koordinator Korem 043 Cabang II Sriwijaya selalu bersemangat tinggi meningkatkan kemampuan. Konselor Pendidikan Dr. Vivid F. Argarini hadir di Balai Keratun, Bandar Lampung, Minggu (23/10/2016) untuk memotivasi dan berbagi pengalaman.

Konselor pendidikan serta media and communication consultant ini berbagi semangat agar peserta meyakini, bahwa setiap diri kita diberi kemampuan yang dapat menjadi ciri, bahkan nantinya dikenang dengan suatu kekhasan. Terus mengasah dan mempromosikan skill akan membuat kita dikenal kuat pada bidang itu. Berorganisasi dapat menjadi salah satu cara menemukan identitas diri. "Organisasi akan mem-personal branding-kan anggotanya. Setiap pengurus pasti memiliki strength and weakness. Dan dalam organisasi kita harus supporting each other," tutur doktor bidang manajemen pendidikan ini.


Lulusan Komunikasi dan Sosiologi University of Wisconsin-Whitewater ini juga mengingatkan, bahwa kita diberi waktu oleh Tuhan yang kita tak pernah tahu sampai kapan. Waktu yang hendaknya dimanfaatkan betul untuk menjadi meaningful dengan berkarya. "Sehingga saat kita kembali pada-Nya nanti, kita sudah berbuat sesuatu," tegasnya.


Sejumlah narasumber lain juga dihadirkan selama tiga hari masa orientasi. Yaitu aktris Ayu Diah Pasha (PPI '80) untuk sesi public speaking, Ketua Pengurus PPI DKI Jakarta pertama, Djulfiandy (PPI '84) untuk materi napak tilas organisasi, Jurnalis TVRI, Imam Priyono (PPI '96) untuk sejarah kebudayaan Jakarta, CEO ID Comm, Sari Soegondo (PPI '92) untuk branding and positioning.


Ada pula Ketua PPI DKI Jakarta 2010-2014, Mirza Nasir (PPI '94) memberi materi tentang AD ART organisasi, Ketua PPI DKI Jakarta 2005-2009, Yosse Yuliandar (PPI '94) untuk materi kepemimpinan organisasi, Ketua PPI DKI Jakarta 1998, Iman Santosa (PPI '87) untuk networking and diplomacy, tentang wirausaha bersama Romi Prahasto dan Dwi Handayani, pemilik Warung Nagih dan Hijabscarf, juga narasumber dari Dinas Olahraga dan Pemuda DKI Jakarta.

Serunya mempersiapkan acara sekolah bareng teman-teman didampingi guru dan orang tua. Merumuskan kegiatan bermanfaat, melatih kerja sama tim, serta membuat sekolah semakin eksis dengan acara yang well organized dan bergaung kencang.


Media and Communication Consultant, Dr. Vivid F. Argarini memberi kelas "Event Management" untuk murid-murid SMA Garuda Cendekia Jakarta, Kamis (15/12/2016). Peserta adalah pengurus OSIS dan panitia Garuda Charity Event/Gracheta yang akan digelar Maret 2017. Selama hampir empat jam Vivid seakan 'membuka' wawasan para murid, orang tua dan guru tentang bagaimana menyelenggarakan acara, serta menyusun detail kegiatan yang mempertemukan kebutuhan panitia dan kepentingan sponsor.


Vivid yang berpengalaman memimpin banyak perhelatan selama menjadi CEO majalah remaja Aneka Yess!, mengupas bagaimana membuat proposal, menjajaki mitra potensial, menyusun komite, itinerary, rundown, time line, sampai soal media partnership. Trainer "Event Management" di Kontan Academy ini membedah proposal Gracheta, serta memberi pemahaman dari sisi pihak sponsor tentang apa ekspektasi mereka saat mendukung suatu acara sekolah.


Dijelaskannya bahwa dukungan yang dapat 'dikejar' dari sponsor tidak selalu dalam bentuk uang. "Misalnya kita propose perusahaan makanan atau minuman. Setidaknya kebutuhan makan minum terpenuhi dengan memasang logo atau menyediakan space untuk booth mereka. Begitu pula untuk pengadaan hadiah lomba," tutur dosen pascasarjana KALBIS Institute ini.


Selama libur akhir semester ini murid diberi 'PR', yakni rajin berselancar di dunia maya mencari informasi perusahaan atau produk apa yang sedang aktif mendukung acara olahraga, sesuai rencana konsep Gracheta 2017. "Jangan sampai acara kalian berakhir 'buntung' hingga beban biaya harus ditanggung orang tua murid. Padahal pemilik brand juga memerlukan acara untuk mereka berpromosi," tegas Vivid yang berpengalaman memberi pelatihan Event Management di Kementerian Pemuda dan Olahraga.

"Bagaimana agar tiap murid mengerti betul apa job desc-nya?" tanya Ibu Lita, ketua perkumpulan orang tua murid dan guru. "Bagaimana baiknya posisi kita, sekolah dan sponsor dalam suatu acara?" tanya Aisya, panitia Gracheta. Pelatihan menjadi sekaligus diskusi mendalam dari soal menentukan venue hingga kiat menghadirkan bintang tamu.

Ibu Lita, ketua perkumpulan orang tua murid dan guru

Garuda Cendekia merupakan sekolah menengah yang bernaung dalam Yayasan Budi Luhur, didirikan oleh Menteri Pendidikan RI 1978-1983 Dr. Daoed Joesoef dan tokoh pendidikan, Prof. Dr. Arief Rachman, M.Pd. Menyediakan jenjang SMP dan SMA, sekolah ini berlokasi di Jalan Bangka, Jakarta Selatan.

Bapak Bambang, Ketua Yayasan Budi Luhur

Dr. Vivid F. Argarini kembali ke dunia tari! Motivator Pemuda ini mengikuti latihan menari Jawa bersama komunitas Chiva Production, untuk persiapan pementasan drama tari Ratu Shima.

Dalam liputan Kompas TV (Komunitas Ini Cintai Budaya Jawa) Vivid menuturkan, menari memiliki banyak manfaat antara lain melatih bekerja sama dengan sesama penari, membangun percaya diri, self meditation, serta melestarikan budaya.

"Saling menyemangati bahwa begitu banyaknya keindahan dan kekayaan yang Indonesia miliki, yang patut kita lestarikan dan nikmati keberagamannya," tutur Vivid yang akan berperan sebagai Ratu Shima.

Program budaya semacam ini diharapkannya tidak hit and run project, namun terus berkesinambungan. Vivid adalah putri kandung Alm. S. Kardjono (1940-2004), seorang maestro tari Jawa klasik gaya Yogyakarta yang juga dosen Institut Kesenian Jakarta. Meski tidak menekuni sebagai profesi, Vivid aktif menari sejak kecil dan sempat tampil di acara Faces of Indonesia yang diadakan di Boston, Amerika Serikat pada 1995.

Pertunjukan drama tari Ratu Shima rencananya akan digelar Maret 2017, di Teater Jakarta Taman Ismail Marzuki. Naskah dan sutradara digarap Putut Budi Santosa. "Di Chiva Production kami tidak hanya latihan rutin dan pentas, tapi lebih pada program. Ada edukasi, apresiasi, pemberdayaan masyarakat, dan lainnya. Kami juga mengenalkan manfaat menari bagi tubuh, jiwa dan pikiran," kata Putut tentang komunitasnya.

Pada Oktober lalu juga telah digelar diskusi dalam Pameran Pertunjukan "SHIMA Kalingga" di Museum Tekstil (Baca : Berkelanjutan Lestarikan Semangat Shima).