Dibintangi Umi Pipik, Surga Menanti bercerita tentang Humaira dan suaminya, Yusuf (Agus Kuncoro) serta putra mereka, Dafa, yang sangat mencintai Al Qur'an. Berusia 12 tahun, Dafa hampir menjadi hafidz Qur'an ketika Ibunya divonis menderita leukimia limfoblastik akut, dan masa hidupnya paling lama satu tahun lagi. Selain merawat Humaira, tokoh dr. Fitri juga sahabat keluarga ini. Di masa lalu ia pernah mencintai Yusuf, namun sangat menjaga perasaannya demi persahabatan.


Cobaan demi cobaan datang. Penyakit Humaira yang semakin parah, serta kecelakaan yang menimpa Yusuf. Saat kondisi Humaira memburuk, ia sempat berpesan kepada dr. Fitri untuk menjaga Dafa. Humaira kagum pada sahabatnya itu, yang ia tahu pernah mencintai suaminya.

Penonton diajak terbawa perasaan melihat Dafa, yang di tengah cobaan berat teguh berjuang meraih impiannya menjadi hafidz. Dafa yang ingin memuliakan kedua orang tuanya....

Press conference Surga Menanti, Senin (30/5/2016) di Epicenterum XXI, Kuningan, Jakarta

Diproduksi Khanza Films bekerja sama dengan Yayasan Syekh Ali Jaber, cerita ini adalah karya penulis skenario Dyah Kalsitorini, yang sebelumnya telah wara-wiri di sinetron dan FTV. Dalam film, ulama hafidz Qur'an, Syekh Ali Jaber, menguji hafalan Dafa serta memberikan hadiah Al Qur'an braile digital kepada anak tuna netra.

Sutradara Hastobroto mengambil lokasi di Yogyakarta, Wonosobo, Cirebon, Banda Aceh dan Beijing. Tokoh Yusuf yang bekerja di perkebunan, menampakkan keindahan Dieng termasuk Bukit Pandang Ratapan Angin dengan view Telaga Warna.

Vivid bersama kru di sela syuting di Dieng, Wonosobo

Selain Syekh Ali Jaber, sejumlah tokoh juga terlibat dalam pembuatan. Antara lain Walikota Aceh Illiza Sa'aduddin yang menyanyi lagu Nasihat Bunda untuk soundtrack, dan berperan sebagai pemberi beasiswa ketika Dafa melanjutkan sekolah di Aceh.

Ammar akan tampil di TransTV Celebrity True Story pada Sabtu (21/5/2016), pukul 16.30 WIB. Program garapan Lights On Production ini mengulik perjalanan dan perjuangan selebriti dari penuturannya langsung, ditambah narasumber pendukung.

Shangri-La Hotel Jakarta tak hanya konsisten meningkatkan pelayanan ke pelanggan, tapi juga terus mengasah kompetensi tiap anggota 'squad'-nya. Seperti Senin (9/5/2015), dari jajaran manager hingga officer seru belajar bareng teknik presentasi. 

Foto : kusWondo

Vivid Fitri Argarini menjadi pengajar dalam training sehari itu, dengan memberi pemaparan bertema "Mastering in Presentation". Pelatihan ini merupakan kali kedua setelah Batch I pada pertengahan April lalu (baca : Pelatihan "Mastering in Presentation" Shangri-La Hotel Jakarta). 



Di Batch II ini, sesi memperkenalkan diri di awal menjadi semacam pre-test untuk mengenali kemampuan public speaking tiap partisipan. Kemudian, beragam tips dibagikan. Antara lain kita perlu mengetahui beberapa tipe public speaking, yaitu apakah kita akan bicara untuk menginformasikan sesuatu, membujuk atau mengajak melakukan sesuatu. Tipe lain yakni bicara di acara khusus misalnya welcoming guest, atau bicara di kelompok kecil seperti rapat internal.




Sebelum presentasi, sebaiknya kita mencari tahu dulu siapa audiens kita. Setidaknya informasi dasar seperti kisaran usia dan latar belakang pendidikan. Saat presentasi, beberapa yang penting diperhatikan adalah volume, intonasi, pelafalan, tempo dan gestures. "Make eye contact. Pandangan kita perlu 'menyapu' seisi ruangan dan melihat satu per satu ke audiens," tutur lulusan Communication and Sociology, University of Wisconsin-Whitewater, Amerika Serikat ini. 

Foto : kusWondo

Training termasuk praktek presentasi dari tiap peserta, dengan slides yang telah mereka siapkan sebelumnya. Satu per satu mendapat review dari Vivid, dari soal penampilan mereka sampai bagaimana peserta membuat slides yang mendukung pemaparan.

Foto : kusWondo

Vivid menekankan pentingnya sincerity dari setiap yang kita jalani. Terlebih di industri hospitality, ketulusan tak hanya saat bekerja atau berkarya. Namun juga ketika kita perlu meningkatkan kemampuan diri. "Meaning that I do good, because I want to. Bukan karena diminta orang lain atau sekadar melakukan kewajiban pada perusahaan," jelasnya.

Senin, 9 Mei 2016, tim Pencerah Nusantara (PN) angkatan ke 4 akan mulai bertugas di sembilan wilayah terpencil untuk memperkuat layanan Puskesmas. Selama setahun ke depan, sebanyak 46 anak muda ini ditargetkan menjadi agen perubahan bidang kesehatan.

Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Moeloek, Sp.M

Pendiri CISDI dan Staf Khusus Menteri Kesehatan bidang Peningkatan Kemitraan dan SDGs, Diah Saminarsih

Ibu Menkes menuturkan, ketimpangan pelayanan kesehatan masih terjadi antar daerah. "Tim ini adalah agen pembaharu yang bekerja di hulu dalam memberi penekanan pada implementasi upaya-upaya promotif dan preventif," dikutip dari siaran pers yang dirilis lembaga CISDI (Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives), inisiator Pencerah Nusantara.

Anindita Sitepu - Direktur Program CISDI

Dalam sembilan kelompok, mereka akan bertugas di Puskesmas Kluet Timur di Kabupaten Aceh Selatan (NAD), Puskesmas Poto Tano di Kabupaten Sumbawa Barat (Nusa Tenggara Barat), Puskesmas Sukarami di Kabupaten Muara Enim (Sumatera Selatan), Puskesmas Losari di Kabupaten Cirebon (Jawa Barat), Puskesmas Kradenan 1 di Kabupaten Grobogan (Jawa Tengah), Puskesmas Tumbang Miri di Kabupaten Gunung Mas (Kalimantan Tengah), Puskesmas Randomayang di Kabupaten Mamuju Utara (Sulawesi Barat), Puskesmas Onembute di Kabupaten Konawe (Sulawesi Tenggara) dan Puskesmas Seget di Kabupaten Sorong (Papua Barat).
Pada wilayah tersebut, kasus umum yang ditemui adalah kematian ibu dan bayi, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), tuberculosis, hipertensi, persoalan sanitasi/air bersih dan gizi kurang/gizi buruk, selain juga hipertensi dan diabetes melitus. PN akan bertugas mendekatkan akses layanan kesehatan pada masyarakat dan meningkatkan kualitasnya.

Program Pencerah Nusantara digagas pada 2012 oleh KUKPRI MDGs, yang kemudian bertransformasi menjadi CISDI. Selain agenda pembangunan berkelanjutan pasca-2015 (SDGs), fokus CISDI juga mencakup kesehatan dan partisipasi pemuda dalam pembangunan untuk mewujudkan visinya, yaitu mewujudkan masyarakat Indonesia yang setara, berdaya, dan sejahtera dengan paradigma sehat.

Selamat bertugas, PN 4!

Setelah sukses Batch 1 pada November, dan Batch 2 pada Februari lalu, Kontan Academy kembali akan menggelar pelatihan "A Serviced by Heart Workshop for Frontliners" dengan pengajar Vivid Fitri Argarini.

Dapat melayani relasi kita dengan happy menjadi kunci sukses usaha kita lho, apapun bidangnya. Terlebih untuk kita yang ada di posisi frontliner. Memberikan pelayanan dari hati dapat dilatih, agar pelanggan semakin loyal pada perusahaan kita. Yuk, ikuti workshopnya pada 2 Juni 2016 di Hotel Santika Premiere, Slipi, Jakarta.


Vivid akan mengajar kelas sehari dari pukul 9 hingga 5 sore, dengan materi "8 Best Ways to be Happy You, Happy Customer." Kita akan diajak mengenali diri agar dapat selalu menciptakan rasa bahagia, dan memunculkan pelayanan yang diliputi rasa senang pula. Workshop akan dilengkapi dengan latihan menulis sebagai salah satu medium berkomunikasi dengan relasi, juga simulasi pelayanan frontliner kepada customer. 

Untuk informasi pelatihan, hubungi Annisa di annisa.putri@kontan.co.id 

Kontan Academy adalah bagian dari media Kontan, yang memayungi kegiatan workshop dan seminar bekerja sama dengan berbagai pembicara. Lembaga ini mewujudkan komitmennya sebagai media bisnis dan investasi yang juga ingin memberikan edukasi ke masyarakat melalui workshop.