Sahabat adalah Kebutuhan Jiwa

5:24 PM

by : Vivid Argarini

"Friendship is the hardest thing in the world to explain. It's not something you learn in school. But if you haven't learned the meaning of friendship, you really haven't learned anything."


Sehebat apapun, seseorang pasti butuh seorang sahabat. Seseorang yang menyediakan kedua telinganya untuk mendengar dan hatinya untuk berempati. Seseorang yang selalu ada saat kita butuh untuk berbagi dari kepenatan, bukan hanya kebahagiaan. Sebab hidup terkadang tidak bersahabat, sehingga kita memerlukan sahabat untuk menjalani dan menghadapi kehidupan itu. Seorang sahabat yang menyediakan energi untuk kita agar mampu bangkit dan bersemangat kembali.

Sahabat kita itu bukanlah malaikat-malaikat bersayap yang tidak pernah berbuat salah atau tidak pernah merasa lelah. Mereka adalah manusia yang tak lepas dari segala khilaf. Karena ikatan jiwa yang erat, kadang sahabat bisa menjadi apapun yang ia inginkan. Bisa melebihi saudara sekandung. Dan satu hal, sahabat adalah orang terdekat kita. Dia bisa menjadi guru terbaik kita. Seseorang yang bisa memotivasi hidup kita dengan segala kebaikannya.

Sisi positif sahabat kita adalah emas kehidupan. Lautan ilmu yang bisa kita jadikan pembelajaran mahal. Melihat perjuangan dia, sikap mulia dia, kehebatan dia, dan semua tentangnya. Sahabat adalah guru terdekat kita. Seorang sahabat juga akan berkorban untuk sahabatnya.


Dilansir oleh dailymail.co.uk, sebuah kisah kekuatan persahabatan yang sangat menyentuh. Gina dan Jane adalah sahabat yang tak terpisahkan. Mereka selalu bersama. Hingga suatu ketika Gina mengalami kecelakaan mobil yang menyebabkan ia meninggal selamanya. Gina yang saat itu masih berusia 34 tahun, meninggalkan seorang suami dan dua orang anak yang masih kecil. Kejadian ini sungguh membuat Jane, sahabatnya sangat bersedih dan merasa kehilangan. Pasalnya, Jane dan Gina telah bersahabat selama 14 tahun semenjak mereka sama-sama bekerja.

Hanya dalam waktu dua tahun setelah meninggalnya Gina, suami Gina yang bernama Shaun, tiba-tiba mengajak Jane bertemu di sebuah cafe. Jawaban Jane "Of course, I will" (Tentu, aku bersedia) ternyata mengubah seluruh hidup Jane selanjutnya. Hari itu Shaun mengutarakan keinginannya kepada Jane agar Jane mau merawat kedua anaknya. Shaun yang menderita kanker, ingin agar ada orang terpercaya yang merawat anak-anaknya kelak sebelum dirinya meninggal dunia. Pada bulan November 2012, Shaun akhirnya menghembuskan nafas terakhir di usia 40 tahun menyusul sang istri, Gina.

Sejak saat itu, Lewis dan Ashton yang merupakan kedua anak Gina dan Shaun, diasuh oleh Jane. Tentunya tak mudah bagi Jane yang merupakan orang tua tunggal dari tiga anak kandungnya untuk mengasuh dua anak sahabatnya. Ia harus membagi dirinya kepada dua keluarga dan melepaskan pekerjaannya untuk merawat lima orang anak. Tetapi Jane mengaku ia melakukannya karena cintanya kepada sahabatnya, Gina dan Shaun yang kini telah tiada.

Betapa besar cinta dan pengorbanan Jane. Mungkin inilah yang disebut dengan sahabat sejati akan selalu ada di hati. Karena tidak semua orang bisa lakukan seperti apa yang dilakukan Gina untuk sahabatnya. Ya, kesibukan dan kelelahan kita dalam hidup, tak jarang benturan terjadi memecah persahabatan yang sudah sekian lama terjalin. Sungguh rugi besar apabila persahabatan harus terputus dan hancur begitu saja. Kebersamaan kadang bukan hal mahal. Padahal itu akan menjadi sangat mahal saat salah satu di antaranya harus “pergi” dahulu meninggalkan. Semua kenangan tak akan pernah terulang. Yang ada hanya lembaran masa lalu.

Gambaran indahnya persahabatan ditulis indah oleh Kahlil Gibran : “Sahabatmu adalah kebutuhan jiwamu yang terpenuhi. Dialah ladang hatimu, yang dengan kasih kau taburi dan kau pungut buahnya penuh rasa terima kasih. Kau menghampirinya di kala hati gersang kelaparan, dan mencarinya di kala jiwa membutuhkan kedamaian. Janganlah ada tujuan lain dari persahabatan kecuali saling memperkaya jiwa.…”
Sebuah pertanyaan sederhana terlontar, sudahkah kita bersyukur saat Allah “titipkan” sahabat dalam hidup kita? (VD).



You Might Also Like

0 comments