Membentuk Remaja Bermental Sehat dan Tangguh

1:31 AM

25 April 2015, Saung Angklung Udjo, Bandung

vivid argarini id mentality care bandung

vivid argarini id mentality care bandung

Indreea Communication dan Indonesia Mentality Care menyelenggarakan Seminar in Bandung dengan tema Menyiapkan Generasi Muda Berkarakter dan Bermental Sehat serta Tangguh. Motivator pemuda, Vivid Argarini menjadi narasumber dalam acara yang diadakan di Saung Angklung Udjo, Jalan Padasuka Nomor 118, Bandung, Jawa Barat ini.

vivid argarini id mentality care bandung

Dengan peserta para orang tua dan remaja, Vivid menekankan pentingnya orang tua mengikuti perkembangan anak sesuai zamannya. Kemajuan teknologi telah memudahkan remaja bergaul dengan siapapun melalui media sosial, serta mengakses beragam informasi. Maka orang tua pun perlu ikut memahami dan dapat menjadi teman bagi anak.

vivid argarini id mentality care bandung
Terima kasih Indreea Communication dan ID Mentality Care atas kenang-kenangannya

vivid argarini id mentality care bandung

Kemudian, Vivid yang seorang education counselor ini juga menyerukan bahwa remaja tak hanya cukup dengan rajin belajar sehingga memiliki kemampuan akademis yang baik. Sebab selain IQ, EQ dan SQ, kita juga harus terus meningkatkan Adversity Quotient (AQ) atau daya juang/ketahanmalangan. AQ yang tinggi diperlukan untuk dapat menjadi generasi muda yang tangguh dan cerdas menghadapi kesulitan atau hambatan. Daya juang dalam diri sangat penting, sebab motivasi untuk maju itu sebetulnya ada di dalam diri kita sendiri.

vivid argarini id mentality care bandung
Vivid bersama tim Indreea Communication
Acara ini juga menghadirkan psikiater Dr. Syafari Soma, SpKJ, dan talkshow dimoderatori Founder Indonesia Mentality Care, dr. Rama Giovanni, Sp.KJ.

vivid argarini id mentality care bandung
Harian Pikiran Rakyat Bandung, 29 April 2015 halaman 27
Dikutip dari Harian Pikiran Rakyat Bandung (29/4), Dr. Syafari menjelaskan, bahwa untuk membentuk generasi yang tangguh, anak harus dibekali dengan gizi terbaik sejak dalam kandungan, termasuk pemberian ASI eksklusif yang tak hanya penting untuk pertumbuhan fisik namun juga psikologis. Remaja yang mudah terjerumus pergaulan negatif menunjukkan bahwa ia mengalami gangguan jiwa karena otak tidak dapat mengerem keinginannya. dr. Rama menambahkan, galau sudah merupakan salah satu ciri gangguan jiwa. Ditambah, bullying yang kerap dialami anak berdasarkan penelitian dapat merusak otak.

vivid argarini id mentality care bandung
Vivid bersama Ibu Cathy (paling kanan) dan tim Saung Ujo


vivid argarini id mentality care bandung
Bersama tim Saung Ujo serta Mbak Arsita Maharani

Berikut ini komentar dari peserta remaja tentang sesi Vivid Argarini di seminar ini.

Rika Alif

"Gimana Mbak vivid bisa ngomong di depan umum dengan enjoy, tenang, dan semua materi tersampaikan? Jujur, ngomong depan umum tu bener-bener susah banget buat aku sendiri, Mbak. Kalo ada tugas kuliah harus presentasi tu rasanya pengen di skip aja. hahaha Kereeen!!

Materi kemarin yang paling menarik buat aku sendiri itu mengenai pola asuh orang tua, hubungan orang tua dan anaknya. Apalagi di zaman yang serba canggih sekarang.

Jujur aku sendiri juga ngalamin ngomong ke orang tua, 'Ya itu kan zaman nya ibu dulu.' Ujung-ujungnya kalo orang tua ngomong kayak gitu, akunya malah berontak dan ngelawan. Memang penting banget pendekatan orang tua untuk bisa memahami anak dalam perkembangannya di zaman yang modern sekarang.

Kalo kemarin waktunya lebih panjang, pasti lebih menarik. Moga-moga bisa ketemu dan sharing-sharing lagi ya, Mbak."



Dini Khai

"Mba, thanks banget pencerahannya Sabtu kemarin. Bener-bener ngebuka pikiran. Iri ngeliat Mbak yang ngomong bisa luwes di depan (aku ingin kayak gitu).

Sampai hari ini aku masih kepikiran buat bisa "ngejual diri" yang bener. Yang bisa diterima di masyarakat. Yang bermutu.

Ah iya aku kepikiran yang jadi pembuka buat acara kemarin. Yang mengenai 'di zaman ibu dulu ya' aku pengen ngomentarin. Kalau kata aku ya, kadang omongan itu cuma sebagai "pembukaan" sebelum mama atau papa mau ngomelin aku. Kadang aku mikir, 'beda zaman kali ma,pa' tapi kadang jadi lucu aja dengerin omelan kayak gitu.

Tapi sekarang sih aku sering bilangnya gini 'aduh mama atau papa ikutin aja zaman sekarang. Jangan zamannya papa mama terus. Biar kita adil'. Eh mama papa aku malah ketawa denger jawaban kayak gitu. Ya udah sekarang ngga pernah ngomel gitu lagi.

Kita harus ketemu di kesempatan yang akan datang yaa. Makasih Mba."


You Might Also Like

0 comments