Profesi Bergengsi Lulusan Komunikasi

9:26 PM


Kuliah Ilmu Komunikasi menjanjikan beragam profesi bergengsi dan karir hingga jajaran direksi. Empat praktisi membahas bidang ini di Big Leap Into Communication World yang diselenggarakan Dreya Communications, Sabtu pagi (8/4/2017).


Motivator Pemuda, Dr. Vivid F. Argarini menjadi narasumber bersama penyiar radio dan bintang Extravaganza, Ronal Surapradja, news anchor Metro TV, Widya Saputra dan Head of Corporate Communications PT Pupuk Indonesia, Wijaya Laksana. Talkshow yang digelar di Wisma Indocement kawasan Sudirman Jakarta ini berlangsung seru dipandu Hendri Satrio, seorang Political Communication Observer partner of Dreya Communications.


Vivid menuturkan pengalamannya berkarir di bidang komunikasi dari mulai penyiar radio, televisi, public affairs Singapore Embassy di Jakarta, memimpin Majalah Aneka Yess!, dan hingga kini menjadi dosen pascasarjana dan public speaker. Peserta yang sebagian besar mahasiswa dimotivasi untuk mulai bersiap dengan CV dan portofolio.


"Menyusun portofolio sejak sekarang. Bukan nanti setelah lulus. Boleh juga lho mahasiswa memiliki kartu nama untuk 'menjual' diri. Datang ke acara ini juga berarti menjalin network dengan setidaknya empat narasumber. Karena networking is a king," pesan Vivid yang lulusan Komunikasi University of Wisconsin-Whitewater, Amerika Serikat.


Chelsea, salah satu peserta dari STIKOM LSPR menuliskan kesannya tentang Vivid. "Last Saturday was awesome! Thank you for the motivation and advices! I love the way you bring up the seminar although it was just a short meeting, it inspired me a lot!" kata Chelsea.


Pentingnya network juga ditekankan Widya Saputra. Lulusan Manajemen Komunikasi FIKOM Universitas Padjajaran ini menuturkan, penghasilan sebagai jurnalis mungkin tidak sebesar jajaran direksi BUMN atau perusahaan multinasional. "Namun, link yang diperoleh sangat priceless. Misalnya, saya dengan mudah kontak menteri lewat Whats App," tutur Widya.


Suatu saat tidak melanjutkan menjadi jurnalis sekalipun, misalnya kemudian membuka usaha bidang komunikasi, network akan sangat berperan penting. "Kita menjadi lebih dipercaya karena relasi telah mengetahui integritas kita selama menjadi jurnalis," kata Widya yang mengajak beberapa peserta simulasi menjadi TV news anchor.


Namun di tahun 1990-an, jurusan Ilmu Komunikasi belum menjadi favorit. Ronal menjadikan pilihan ini sebagai cadangan. Targetnya semula adalah Kedokteran yang gagal dicapai karena ia buta warna sebagian. Masih tidak yakin dengan prospek jurusan Komunikasi, broadcaster JAKFM ini sempat kuliah dobel dengan Hubungan Internasional, yang kemudian ia lepas.

Menjadi penyiar radio sejak mahasiswa, karir di Komunikasi membuatnya sukses. Dari  dibayar Rp 4 ribu per jam pada tahun 2000, hingga kini Ronal adalah penyiar dengan bayaran termahal. "Kenali diri kita, cari tahu kita bisa apa, lalu 'jual' keluar. Perbanyak referensi dari YouTube atau manapun," kata Ronal yang juga telah mendirikan Rooftoup Sound dan hasil karya movie scoring perusaahaan ini meraih beberapa kali nominasi Festival Film Indonesia.


Pemaparan Wijaya Laksana semakin memantapkan peserta yang telah berencana berkarir di Komunikasi. Tidak kalah dari yang berlatar belakang teknik ataupun ekonomi, di PT Pupuk Indonesia ia berhasil mencapai posisi puncak. "Di BUMN, posisi Head of Corporate Communications itu Grade 1, hanya selangkah lagi menjadi direktur. Jadi, lulusan Komunikasi bisa jadi direktur BUMN," tegas Wijaya.

Talkshow berlangsung interaktif dimoderatori Hendri Satrio. "Tidak ada bad publicity dalam politik. Strategi komunikasi sangat penting di bidang ini," kata Dosen Komunikasi Universitas Paramadina ini. Publisitas, meskipun bad, semakin diungkit terus bisa jadi berdampak baik. Ilmu Komunikasi memang seru untuk dipelajari.


Acara selesai, diskusi justru semakin seru berlanjut. Peserta langsung menemui Vivid untuk konsultasi. Para mahasiswa ini menunjukkan CV yang telah mereka tulis untuk mendapat masukan. Vivid memberikan kiat-kiat agar CV menarik dan jelas, serta menunjukkan kompetensi yang dimiliki. Mereka juga mendapat tips membuat personal statement yang simple, sharp and short. CV dan personal statement menjadi 'alat' penting untuk mendapatkan pengalaman berkarir maupun untuk melanjutkan pendidikan.


Usai diskusi dengan Vivid, Chelsea menuliskan, "I hope we can always get in touch, dan mohon bantuan dan arahannya untuk semua hal yang berhubungan dengan pendidikan komunikasi and stuff ke depannya."

Bersama rekan-rekan media

You Might Also Like

0 comments